Kementrian Perindustrian melalui Pemerintah Kabupaten Tana Toraja menggelontorkan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pengadaan alat tenun bukan mesin (ATBM) beserta bangunan sentra tenun di Lempangan, Lembang Saluallo, kecamatan Sangalla Utara pada tahun 2018.
Sayangnya ATBM tersebut tidak difungsikan dengan baik, bahkan sebagian dimakan rayap. Sedangkan bangunan dengan dua lantai untuk pengrajin dipenuhi debu dan tidak terawat.
Hal ini diketahui saat Ketua Dekranasda Tana Toraja, Yariana Somalinggi beserta tim melakukan kunjungan rutin pada Selasa (11/5/2021).
“Menurut seorang penenun, alat tersebut tidak difungsikan karena tidak ada dana untuk membeli bahan baku, sementara kelompok penenun lebih senang menenun di rumah dengan alat manual atau gedongan”, ucap salah satu anggota tim pada InfoToraja.
Dengan menggunakan ATBM, diharapkan hasil produksi tenun bisa lebih meningkat untuk memenuhi permintaan pasar.
Sementara terkait pengelolaan yang selama ini masih dikontrol langsung pihak Lembang, Ketua Dekranasda menuturkan perlunya revisi dan juga pengaturan kembali bagi kelompol-kelompok pengrajin.
“Peran serta BUMLEM (Badan Usaha Milik Lembang) sangat diharapkan, karena diketahui BUMLEM merupakan wadah usaha kerakyatan di tingkat Lembang yang penyertaan modalnya berasal dari Anggaran Dana Desa/Lembang (ADD) setiap tahun “, terang Yariana.
Dekranasda Tana Toraja mengharapkan pengelolaan Sentra Industri Tenun di Saluallo bisa berjalan secara berkelanjutan menghasilkan produk berkualitas dan kuantitas yang juga meningkat.
“Diharapkan kesejahteraan masyarakat di Lembang Saluallo dapat lebih meningkat dengan produk unggulan Tenun Toraja“, tutup Yariana.
Selain ke Lembang Saluallo, Dekranasda Tana Toraja juga mengunjungi sentra Tenun To’ Buangin Kelurahan Lion Tondok Iring.