TORAJA – Gereja Toraja dan masyarakat Toraja berduka atas berpulangnya salah satu tokoh pelayan gereja yang berpengaruh dalam sejarahnya. Pendeta Damaris Maartje Anggui Pakan, pendeta perempuan pertama dalam sejarah Gereja Toraja, tutup usia pada Rabu pagi, 30 April 2025, dalam usia 83 tahun. Almarhumah menghembuskan napas terakhir di rumah kediamannya di Bua, Kecamatan Kesu’, Kabupaten Toraja Utara.
Pdt. D.M. Anggui Pakan lahir di Rantepao pada 5 September 1941 sebagai anak keempat dari pasangan Lodang Pakan dan Rantedatu. Sejak muda, beliau telah menunjukkan ketekunan dan semangat pelayanan. Setelah menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 1 Makassar pada tahun 1959, beliau melanjutkan studi teologi di Sekolah Tinggi Teologi (STT) Jakarta. Saat itu, Gereja Toraja belum membuka pintu bagi perempuan untuk menjadi pendeta, namun hal tersebut tidak menghalangi langkahnya dalam menapaki jalan panggilan ilahi.

Pada tahun 1965, beliau mulai melayani sebagai dosen di STT Rantepao dan kemudian juga mengajar di STT Intim Makassar pada tahun 1979. Dedikasi pelayanannya juga tercermin melalui kiprahnya di organisasi perempuan gereja, di mana beliau dipercaya sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Persekutuan Wanita Gereja Toraja (PP PWGT) penuh waktu pada tahun 1985.
Perjuangan untuk membuka jalan bagi perempuan dalam jabatan gerejawi di Gereja Toraja bukanlah hal yang singkat. Pergumulan teologis dan percakapan panjang telah berlangsung sejak Sidang Sinode pertama tahun 1947, dan baru pada Sidang Sinode Am tahun 1984 di Palopo, Gereja Toraja secara resmi menerima kehadiran perempuan sebagai pendeta. Setahun setelah keputusan bersejarah tersebut, pada 31 Maret 1986, Pdt. D.M. Anggui Pakan diurapi menjadi pendeta ke-197, sekaligus mencatat sejarah sebagai pendeta perempuan pertama dalam Gereja Toraja.
Semasa hidupnya, almarhumah dikenal sebagai pribadi bersahaja, penuh kasih, serta teguh dalam iman dan panggilan pelayanannya. Beliau juga merupakan ibunda dari Pdt. Dr. Alfred Anggui, yang kini menjabat sebagai Ketua Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja.
Kepergian beliau meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar, warga gereja, dan masyarakat yang mengenal keteladanannya. Jejak pelayanannya telah membuka jalan bagi generasi perempuan di Gereja Toraja untuk turut melayani dalam jabatan gerejawi secara penuh dan setara.
***
Segenap tim media @infotoraja turut berdukacita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Pdt. D.M. Anggui Pakan.