INFOTORAJA–Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati setiap tanggal 2 Mei. Tahun ini mengangkat tema ‘Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar’.
Di Toraja Utara, Sulawesi Selatan diisi mahasiswa dengan berunjuk rasa di depan Gedung DPRD setempat.
Puluhan mahasiswa tersebut tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Toraja Utara (GEMATUR).
“Ini aksi damai dalam momentum memperingati Hari Pendidikan Nasional,” kata Korlap aksi, Riston Alexander Bangri.
Lewat Hardiknas ini pula, mahasiswa mengungkit kembali kebijakan Bupati Toraja Utara, Yohanis Bassang yang dianggap gagal dalam mengelola dunia pendidikan.
Yakni, soal 13 sekolah di Toraja Utara yang mendapat sanksi Kemendikbud akibat mutasi guru penggerak.
Ini menurut mahasiswa akibat kebijakan yang tidak sesuai dengan prosedur.
“Bupati Toraja Utara memutasi para guru penggerak tidak sesuai dengan prosedur yang ada. Sehingga dikenakan sanksi dari Kemendikbud berupa penarikan kembali buku dan bantuan lainnya,” ujarnya.
“Kami menganggap bahwa pendidikan di Toraja Utara ini itu dijadikan ladang politik sehingga hal tersebut terjadi,” ketusnya.
Lewat mimbar terbuka, mahasiswa juga menyayangkan kegiatan olahraga Bupati Cup.
Kegiatan ini menurut mahasiswa, dilaksanakan namun tidak ada binaan berkelanjutan terhadap siswa yang berpotensi lewat kegiatan tersebut.
Malah mahasiswa menilai, kegiatan ini hanya menguras anggaran pemerintah.
“Gunakan dana APBD sekitar 900 juta pertahunnya, belum lagi di sekolah-sekolah yang harus menanggung beban biaya untuk mengikuti kegiatan tersebut, ini bisa saja terjadi pungli pada siswa,” ucapnya.
Sementara, unjuk rasa mahasiswa disambut oleh Ketua DPRD Toraja Utara, Nober Rantesiama.
Ia mengatakan, aksi mahasiswa tersebut untuk menyuarakan kepentingan masyarakat.
Terkait dengan materi aksi mahasiswa yakni mutasi guru penggerak, Nober mengatakan, dewan telah melakukan interpelasi.
Hanya saja kata dia, beberapa anggota DPRD pro terhadap kebijakan pemerintah tersebut.
“Terakit guru yang dimutasi ini kami sudah berupaya untuk melakukan interpelasi tapi sangat disayangkan beberapa anggota DPRD sangat pro terhadap kebijakan pemerintah, padahal kami sudah bersikeras,” ucapnya.
“Sehingga kami kala suara, akhirnya terjadilah hal demikian,” ungkap Nober.
Aksi mahasiswa tersebut mulanya digelar di depan gedung DPRD Toraja Utara.
Kemudian masuk ke ruang paripurna untuk audience dengan Ketua DPRD Toraja Utara.