TORAJA–Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan merupakan daerah urutan ke 11 dari 88 daerah yang masuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional atau KSPN.
Untuk mendukung hal ini, Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) terus berupaya untuk meningkatkan konektifitas utamanya transportasi.
“Toraja Utara dengan kekayaan budaya dan alamnya yang memukau memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia. Untuk itu, konektivitas menjadi kunci dan salah satu langkah strategis yang sangat penting,” kata Kepala Pusat Kebijakan Sarana Transportasi, Suranto.
Baketrans juga telah menggelar sosialisasi terkait kebijakan peningkatan konektivitas transportasi di Toraja Misliana Hotel, Selasa (16/7/2024).
Sosialisasi ini bertujuan untuk mengakselerasi terwujudnya konektivitas transportasi di Toraja Utara dalam rangka mendukung pengembangan pariwisata dan meningkatkan aksesibilitas bagi wisatawan.
Suranto menuturkan, bahwa kebutuhan sarana transportasi umum di Kabupaten Toraja Utara mencakup beberapa aspek penting.
Seperti kata dia, perluasan jangkauan transportasi untuk melayani daerah-daerah terpencil dan pedesaan.
Kemudian, menyediakan moda angkutan yang melayani dan menghubungkan daerah-daerah utama di Toraja Utara dengan Kabupaten sekitar seperti Tana Toraja, Enrekang dan Luwu Raya.
“Peningkatan konektivitas ini dapat diwujudkan dengan menyediakan beberapa sarana transportasi seperti shuttle bus dengan rute khusus yang menghubungkan lokasi wisata utama seperti Rantepao, Kete Kesu, Londa, dan Batutumonga, serta meningkatkan pelayananan bus antar provinsi untuk menghubungkan Toraja Utara dengan kota-kota besar di Sulawesi Selatan, seperti Makassar,” tambahnya.
Sementara, Anggota Komisi V DPR RI Muhammad Fauzi menjelaskan, Kabupaten Toraja memiliki banyak destinasi wisata.
Baik itu wisata alam, wisata budaya dan religi, agro wisata, sejarah, kerajinan, serta museum.
Oleh karena itu menurut Fauzi sangat penting untuk meningkatkan sarana transportasi yang aman dan nyaman.
“Banyak sekali wisata di Toraja Utara ini, oleh karena itu penting sekali adanya sarana transportasi yang aman dan nyaman bagi turis nusantara dan mancanegara yang menghubungkan Makassar dengan Toraja Utara. Begitu juga sarana transportasi pendukung antar lokasi pariwisata di dalam Toraja Utara,” paparnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Toraja Utara pada 2018 hingga 2020 berkisar 32.000 hingga 53.000 setiap tahun.
Sementara wisatawan lokal atau nusantara bisa mencapai 350.000 ribu tiap tahunnya.
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional di Toraja Utara merupakan bagian integral dari visi pemerintah dalam mengembangkan potensi pariwisata Indonesia, untuk itu kolaborasi antar pemangku kepentingan sangat penting untuk dilakukan.
Terdapat 3 bentuk kolaborasi pemerintah pusat dan daerah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan konektivitas KSPN Toraja Utara dan sekitarnya.
Seperti, kolaborasi dan sinkronisasi dalam penetapan kebijakan bidang transportasi melalui sinergitas Pemerintah Pusat dan Daerah dalam menyusun dan menetapkan strategi dan arah kebijakan.
Selanjutnya, kolaborasi dalam mengedukasi masyarakat melalui sosialisasi kebijakan kepada masyarakat, pembinaan dan pelatihan SDM teknis, serta pendelegasian kewenangan.
Terakhir, kolaborasi dalam hal penyediaan sarana dan prasarana transportasi melalui join funding antara Pemerintah Pusat dan Daerah, optimalisasi aset Pemerintah Pusat dan daerah, serta penyediaan subsidi penyelenggaraan angkutan.
“Butuh keberpihakan anggaran pada sektor pariwisata, terutama dari APBD. Memang modal awal untuk pariwisata sangat mahal, namun begitu sudah mencapai BEP, return dari sektor pariwisata akan dapat menggerakan ekonomi di Toraja,” imbuh Fauzi.