INFOTORAJA.COM, BASTEM – Keunikan Indonesia kaya akan sapta pesona kalang kabut menghiasi Negeri ini jadi tak dapat dipungkiri bahwa Indonesia merupakan anugerah dan aset terbesar warisan dunia.
Di Provinsi Sulawesi Selatan, perbatasan Kabupaten Luwu dan Kabupaten Toraja Utara, kami melakukan perjalanan dikawasan Pantilang, Kecamatan Bastem yang terletak di perbatasan Rantepao kurang lebih 50 kilometer arah timur, melewati jalur Buntao menuju Rantebua, ke Kecamatan Bastem dan memakan waktu lebih dari lima jam perjalanan menggunakan transportasi roda dua.
Ditemani beberapa rekan, seperti Zulkifli Sukarta yang akrab disapa Bang Zul, ada kisah perjalanan yang oleh kami jarang ditemui dan merupakan jalur Adventure, Trekking, Mobil Offroad dan Motor Offroad, Rabu (13/12/2017) siang.
Rumah Pantilang
Aspal manis menemani disepanjang jalan namun hanya sesaat, eksepektasi pun mulai buyar menjadi kenyataan setelah satu jam melewati jalur aspal, akhirnya cadas pun mulai nonjok dari satu lembah ke punggungan hingga sampai ke puncak gunung dan turun lagi ke lembah berikutnya.
“Yaa itu lah desa pantilang (bastem), desa terpencil kabupaten luwu, desa yang masih rasa Toraja ini bukan lagi di pemerintahan Toraja,” kata Zulkifli Sukarta yang hobi Trekking atau travel ini.
Karakter yang berbeda di perjalanan ini, dari Kecamatan Rantepao menuju Buntao’ hingga Rantebua lanjut Bentes, kemudian ke Pantilang turun ke kawasan Latuppa, Kota palopo, dengan menikmati pemandangan kota palopo dari Kambo Palopo, finish di Kaleakan hingga kembali lagi ke Rantepao, adalah jalur perlajanan kami.
Gumuk pasir.
Di sisi lain keunikan pun terlihat seperti kita dapat menemui rumah adat Toraja atau Tongkonan yang menyerupai rumah adat di Toraja pada umummnya namun perbedaan terlihat pada ornament Tongkonan yang tak berlonga.
Adapun kebiasaan lainnya penduduk setempat dikawasan tersebut yakni mata pencaharian dominan bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga saat ini keaslian dikawasan tersebut masih terjaga.
