TORAJA–Di tengah dinginnya dataran tinggi Tana Toraja, tumbuh seorang anak petani bernama Herianto. Ia bukan anak biasa. Sejak lahir Herianto hanya memiliki satu kaki.

Dunia baginya terasa tidak adil, ia sempat bertanya-tanya dalam hati ‘Mengapa saya berbeda dari yang lain?’.

Namun kisah Herianto bukanlah tentang keterbatasan. Ini adalah kisah tentang keberanian, mimpi, dan keyakinan yang tak tergoyahkan.

Herianto adalah bukti nyata bahwa keterbatasan fisik bukanlah akhir dari segalanya. Hari ini, ia berdiri tegak sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) setelah lolos seleksi CPNS tahun 2024.

Sejak kecil, Herianto bercita-cita menjadi abdi negara. Bukan semata karena status atau jaminan pekerjaan, tetapi karena ia ingin menjadi cahaya bagi mereka yang senasib.

“Menjadi ASN adalah pintu, bukan hanya bagi saya, tapi juga bagi penyandang disabilitas lain untuk berani bermimpi,” katanya saat bercerita kepada Info Toraja di ruang kerjanya, Senin 4 Agustus 2025.

PERJUANGAN TAK PERNAH MUDAH

Proses seleksi CPNS tidaklah mudah. Di hari ujian, hujan deras mengguyur Makassar. Jalanan licin, namun Herianto tak mundur.

Ia naik Grab mobil dan perlahan menapaki jalan menuju ruang ujian dengan tongkat di tangan. Tawaran kursi roda ia tolak.

“Saya masih mampu berjalan, dan saya ingin menunjukkannya,” ujarnya tegas.

Ia menuturkan, disetiap langkahnya ada semangat yang tak luntur, semangat untuk membuktikan bahwa disabilitas bukan hambatan untuk bersaing, bukan penghalang untuk berhasil.

DUKUNGAN KELUARGA ADALAH SEGALANYA.

Herianto tidak berdiri sendiri. Di belakangnya, ada keluarga yang selalu menyemangati, memeluknya dengan kasih tanpa syarat, dan meyakinkannya bahwa ia punya nilai yang tak ternilai.

“Dukungan keluarga adalah segalanya. Tanpa mereka, mungkin saya tak akan percaya diri seperti sekarang,” ungkapnya.

Herianto pun menyampaikan pesan yang menggugah untuk para orang tua yang memiliki anak disabilitas.

“Jangan biarkan mereka merasa rendah diri. Kuatkan mereka dengan cinta dan keyakinan bahwa mereka pun bisa bersinar,” harapnya.

Kepada rekan-rekannya sesama disabilitas, Herianto berpesan dengan penuh harapan, bahwa jangan pernah minder terhadap apa yang Tuhan telah anugerahkan.

“Kita semua lahir dengan kelebihan dan kekurangan. Dan dari kekurangan itulah kita bisa menemukan kekuatan yang tidak semua orang miliki,” sebutnya.

“Percayalah, dalam diri kita tersimpan potensi luar biasa. Kita bisa, kita kuat, dan kita layak untuk berhasil seperti siapa pun,” lanjutnya.

HERIANTO MENJADI SIMBOL HARAPAN.

Herianto kini bukan hanya ASN. Ia adalah simbol harapan. Sosok yang mengajarkan kita bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti melangkah.

Dalam satu kakinya, Herianto membawa semangat banyak jiwa yang selama ini merasa terpinggirkan. Kisahnya adalah pengingat bagi semua orang, bahwa mimpi tidak mengenal bentuk tubuh, tidak mengenal keadaan, tapi ia hanya membutuhkan keberanian dan tekad untuk diwujudkan.*

@tompaseru

Tags: