TORAJA–Sebanyak 2.398 anak di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan mengalami stunting.
Dinas Kesehatan mewaspadai tingginya kasus stunting ini mengancam generasi Toraja Utara.
Angka stunting ini berdasarkan data Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) tahun 2022.
“Tahun 2022 lalu, prevalensi stunting Toraja Utara 13,28 persen atau 2.398 anak sesuai data E-PPGBM,” papar Kepala Dinas Kesehatan Toraja Utara, Elisabet, Selasa (27/6/2023).
Elisabet menuturkan, masih tingginya kasus stunting ini dapat mengancam generasi penerus Toraja Utara.
“Tepatnya menurunkan kualitas dan daya saing generasi Toraja Utara ke depan,” ungkapnya.
Meski begitu kata Elisabet, angka stunting ini perlahan mengalami penurunan.
Seperti pada tahun 2021, prevalensi stunting Toraja Utara 13,87 persen, kemudian turun perlahan di tahun 2022 menjadi 13,28 persen.
“Tapi kita tidak boleh lengah, karena resiko stunting di Toraja Utara ini masih tinggi,” ucapnya.
Untuk diketahui, Kementerian Kesehatan juga merilis angka stunting di Toraja Utara pada tahun 2021 dan 2022.
Data Kemenkes melalui Survey Status Gizi Indonesia (SSGI).
SSGI mencatat, pada tahun 2021 prevalensi stunting Toraja Utara tahun 2021 yakni 32,6 persen. Sementara tahun berikutnya (2022) naik menjadi 34,1 persen.
Dengan jumlah ini, Kabupaten Toraja Utara berada di urutan keempat daerah dengan angka stunting tertinggi di Sulawesi Selatan.
SSGI adalah survey yang dilakukan di seluruh wilayah Indonesia.
Kementerian Kesehatan menyatakan data yang disusun dalam SSGI mewakili kondisi terjadinya stunting pada anak di Indonesia secara rinci.